Perdagangan emas melemah setelah pembukaan sesi dagang kawaan Eropa di hari Selasa (11/2). Saat ini logam mulia kemungkinan akan mengincar lvel paling rendah dalam harian di sekitar level harga 1.566. Dengan penurunan ini maka emas telah memecahkan fase konsolidasi tanpa arah yang terjadi saat sesi Asia berlangsung. Tekanan utama emas saat ini datang dari optimisme global yang menyebabkan permintaan safe haven merosot tajam.
Memang sebelumnya sejak pekan lalu para pelaku pasar dan investor sangat terbebani oleh wabah virus Corona. Bahkan berita pembaruan terkait virus tersebut menjadi penggerak utama pasar global. Tapi walaupun kekhawatiran virus masih cukup kuat, optimisme yang membuat emas melemah datang dari harapan langkah dukungan dari pemerintah China untuk menormalkan pasar.
Berbagai langkah stimulus ekonomi mungkin akan diambil China untuk mengurangi dampak negatif virus. Tekanan pada harga emas global juga semakin berat ketika imbal hasil obligasi Treasury AS mengalami kenaikan. Sehingga turut memberikan andil pada penurunan logam mulia untuk saat ini.
Terlebih lagi beberapa waktu terakhir Dolar AS sedang dalam mode pembelian yang cukup kuat. Dorongan penguatan USD terjadi setelah pekan lalu data Non Farm Payrolls disampaikan lebih tinggi dari harapan sebelumnya. Menggambarkan ekonomi AS dalam posisi yang cukup kuat.
Dampaknya emas melemah karena sifatnya yang denominasi Dolar AS. Namun penurunan tampaknya masih cukup terbatas, mengingat keputusan pedagang untuk menahan diri. Mereka memilih untuk menunggu acara utama yaitu kesaksian Fed Powell dalam sebuah acara dan akan menyampaikan pidato terkait ekonomi AS.
Sehingga para pedagang akan lebih baik untuk menunggu aksi-aksi para pedagang lebih lanjut lagi sebelum memutuskan masuk ke perdagangan emas. Kabar terbaru dari wabah virus Corona juga akan menjadi perhatian utama para pedagang.