Pergerakan harga logam mulia mengalami penurunan menuju ke level harga 1,701 atau mewakili penurunan 0,75%. Emas bearish setelah sebelumnya sempat naik bangkit dari level harga 1,700 saat sesi awal kawasan Asia tadi pagi di hari Selasa (28/4). Dengan penurunan ini maka harga logam mulia terus mencatatkan kinerja yang negatif dalam tiga hari perdagangan tanpa jeda.
Tampaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan permintaan terhadap aset safe haven mengalami penurunan. Negara utama seperti Australia dan New Zealand telah mengambil langkah pelonggaran penguncian wilayah meski belum ada penurunan kasus yang signifikan. Terlebih lagi saat ini Dolar AS juga sedang dalam bias bullish yang membuat emas bearish lebih dalam lagi.
China juga terus melaporkan kondisi yang membaik terutama di kota Wuhan dengan tidak ada kasus yang baru. Walaupun di daratan China masih ada beberapa kasus baru yang dilaporkan tapi tidak terlalu signifikan. Nada ini tampaknya juga membantu harga emas untuk turun beberapa waktu terakhir.
Tapi nada penghindaran risiko masih tetap bertahan setelah AS terus menuduh China atas pandemi virus Corona ini. Pemerintah di bawah Presiden Trump menuduh bahwa China telah gagal melaporkan virus Corona tepat waktu kepada WHO. Permasalah kedua negara akan tetap menjaga harga emas dalam penawaran yang baik.
Keputusan BoJ untuk menghapus batas program QE juga turu membuat emas bearish dalam tiga hari terakhir. Saat ini imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun naik turun berada di level 0,650%. Di tengah minimnya rilis data ekonomi yang mampu menggerakkan pasar, mungkin logam mulia akan terus mengambil sinyal dari dinamika sentimen risiko global. Pembaruan virus Corona juga akan terus menjadi katalis penggerak utama.