INFOREXNEWS – Pelonggaran lockdown di dua kota besar Tiongkok, Beijing dan Shanghai membuat nilai emas yang merupakan safe heaven asset menurun pada Selasa (31/05/2022) pagi di Asia. Optimisime pulihnya kegiatan ekonomi dan aktivitas kerja membuat emas berkurang daya tariknya dimata pasar.
Selain itu, penguatan nilai dolar AS dan kenaikan imbal hasil Treasury AS juga memperkuat sebab menurunnya harga emas. Harga emas berjangka turun tipis 0,17% menjadi $1,854,20/ons, hal ini turun sekitar 2,6% dalam sebulan hingga saat ini. Merupakan penurunan terbesar sejak September 2021.
Sebagaimana kita tau, emas akan dicari oleh pasar saat sedang krisis atau saat kondisi ekonomi tertekan. Seperti diawal munculnya wabah covid-19 melanda dunia, kondisi ekonomi dunia mengalami kontraksi, saat itu emas diburu oleh banyak orang untuk mengamankan nilai aset mereka.
Naiknya Nilai Imbal Hasil Obligasi AS dan Penguatan Dolar Menekan Nilai Emas
Dolar AS bergerak bergerak berlawanan dari nilai emas, Selasa (31/05/2022) nilai dolar AS mengalami kenaikan. Imbal hasil obligasi dengan tenor 10 tahun (Treasury) melonjak naik ke level tertinggi dalam seminggu ini.
Hal ini juga membuat daya tekan terhadap nilai emas. Para investor berpikir lebih menguntungkan menaruh uangnya dalam Treasury Asset dan menjual kepemilikan emas, karena emas batangan tidak memiliki bunga.
Secara psikologis investor akan memilih menginvestasikan uangnya pada aset-aset yang memberikan imbal hasil (return) yang signifikan dalam kondisi perekonomian stabil dan kinerja pasar yang bagus dari pada membiarkan asetnya dalam bentuk emas.
Data pasar menunjukkan Emas spot turun 0,4% menjadi $1,847,61 per ons pada 09:05 di Singapura setelah ditutup naik 0,1% pada hari Senin. Indeks Spot Dolar Bloomberg menguat 0,3%. Perak jatuh untuk hari kedua, platinum menurun, sementara paladium sedikit berubah.