Awal pekan perdagangan di hari Senin (28/10), Dolar AS tampak mampu beraksi lebih tinggi terhadap Yen Jepang. Kenaikan ini telah mengirim pasangan mata uang USD/JPY untuk berada pada titik paling tinggi selama sepekan terakhir. Walaupun sampai sekarang masih belum ada kelanjutan keputusan pasar pada pasangan.
Sentimen risiko pasar mengalami penguatan yang cukup signifikan setelah adanya kabar yang sangat optimis dari perdagangan. Kondisi tersebut memberikan tekanan berat bagi Yen Jepang sebagai aset safe haven penghindaran risiko. Bahkan kabar perdagangan tersebut yang hanya menjadi satu-satunya katalis penggerak penguatan USD/JPY hari senin ini.
Kantor Perwakilan Dagang dari AS kemarin pada hari Jumat mengatakan bahwa telah ada kemajuan yang besar pada kesepakatan dagang tahap awal antara AS-China. Sementara itu pejabat AS menyampaikan bahwa telah hampir menyelesaikan kesepakatan tahap awal untuk kemudian bisa ditandatangani oleh pimpinan kedua negara pada saat acara KTT APEC Chili pertengahan November mendatang.
Bukan hanya dari optimisme perdagangan, Dolar AS menguat juga disebabkan oleh naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kedua faktor tersebut saling berkolaborasi memberikan tekanan kenaikan pada pasangan USD/JPY pada hari ini. Namun para pelaku pasar dan investor akan berhati-hati menjelang serangkaian acara penting pada pekan ini.
Bank sentral AS akan melakukan rapat dalam pembahasan mengenai kebijakan moneter selanjutnya yang akan menggerakkan Dolar AS. Selain itu bank sentral Jepang juga akan melakukan pertemuan serupa yang tentunya akan menggerakkan Yen Jepang. Fed sendiri diprediksi akan melakukan pemangkasan suku bunga untuk kali ketiga sepanjang tahun ini.
Sementara itu BoJ diprediksi akan tetap mempertahankan kebijakan moneternya. Namun mungkin dalam rapat tersebut para anggota akan mengalami pecah pendapat. Karena sampai saat ini kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global terus mengancam.