Dolar AS menguat saat sesi awal Asia hari Jumat (16/10) menuju ke level 93,80 atau mewakili kenaikan sekitar 0,80% selama sepekan ini. Indeks Dolar AS sebagai pengukur kekuatan greenback terhadap beberapa mata uang utama global terus mampu mencetak kinerja yang sangat mengesankan. Walaupun dalam dua pekan sebelumnya sempat mengalami pelemahan yang signifikan.
Kekuatan sentimen risiko global beberapa waktu terakhir sangat lemah sekali dan menyebabkan permintaan terhadap greenback melonjak tinggi. Saham AS saja mengalami penurunan suram selama tiga hari tanpa jeda hari Kamis kemarin. Salah satu penyebab penurunan saham AS adalah data klaim tunjangan pengangguran AS dalam sepekan yang sangat mengecewakan. Kenaikan data itu menggambarkan sektor pekerja masih menghasilkan pengangguran yang tinggi.
Selain itu beban tambahan bagi aset-aset berisiko AS adalah tidak adanya kemajuan terkait dengan pembicaran stimulus fiskal AS. Kemudian lonjakan kasus virus Corona yang terjadi di kawasan Eropa juga turut membebani sentimen risiko. Sehingga Dolar AS menguat memanfaatkan semua kondisi risk off yang terjadi.
Sementara itu di sesi akhir pekan ini, kemungkinan Dolar AS akan menerima beberapa hambatan untuk bisa meraih kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu peluang yang bisa membatalkan Dolar AS menguat adalah jika memang pasar saham mengalami pembalikan arah pergerakan. Mengingat saat ini kontrak berjangka S&P 500 yang sering digunakan sebagai indikator arah risiko mencatatkan kenaikan 0,20%.
Walaupun dari sisi kontrak berjangka S&P 500 sendiri untuk bisa naik lebih tinggi juga sangat diragukan. Karena kebangkitkan virus Corona gelombang kedua yang terus memburuk akan mengancam pertumbuhan ekonomi global yang sedang terjadi. Sehingga pada pekan ini diprediksi Dolar AS mampu mencatatkan kenaikan meski mungkin akan terpangkas.