Dolar terpantau merangkak naik pada hari Senin, senada dengan peningkatan imbal balik treasury Amerika Serikat setelah investor bersiap untuk beberapa kenaikan suku bunga pada tahun ini dari Federal Reserve.
Volume perdagangan masih tergolong kecil karena pasar Hong Kong, Eropa, Australia dan Selandia baru sedang berada dalam libur paskah.
Indeks Dolar sebagai patokan pergerakan dolar terhadap enam mata uang penting dunia naik 0,1 persen ke angka 100,61. Akhir pekan lalu, indeks Dolar menyentuh angka tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Juan Perez, analis forex Monex USA mengatakan bahwa sejarah mencatata ketika Fed berencana untuk melakukan kenaikan dan pengetatan, Dolar mengalami pelemahan dalam siklus itu. Saat ini ada prediksi bahwa kenaikan suku bunga ini akan menjatuhkan Dolar. Berita baik adalah yang dibutuhkan bagi seluruh mata uang di dunia, sayangnya saat ini berita tersebut belum ada.
Suku bunga Amerika Serikat diprediksi sekitar 96 persen naik hingga 50 basis poin pada pertemuan kebijakan moneter The Fed bulan depan dan sekitar 215 basis poin peningkatan keseluruhan sepanjang tahun ini.
Mata uang Amerika Serikat ini juga menyentuh kenaikan tertinggi dalam 2 dekade terakhir terhadap Yen, namun sedikit menurun setelah komentar pembuat kebijakan moneter Jepang di hari Senin. Saat liburan pun, Dolar Amerika Serikat mempertahankan dominasinya terhadap kebanyakan mata uang lain.
Yen mengalami pemantulan nilai
Yen jatuh ke titik terendah dalam dua dekade terakhir pada angka 126,795 di pembukaan pasar Asia, sebelum Gubernur Bank Jepang Haruhiko Kuroda dan Menteri Kauangan Shunichi Suzuki mengeluarkan keresahannya dan menyebabkan yen memantul sejauh 126,25. Namun efek yang diberikan bertahan singkat dan menutup yen di harga 126,58.
Pada titik terendah di hari Senin, Yen menurun hampir 10 persen dibandingkan pada awal bulan Maret. Penurunan juga terjadi 2 persen terhadap dolar pada minggu lalu, menandai kekalahan selama enam pekan beruntun.
Pembuat kebijakan Jepang mengeluarkan komentar keras terkait kekhawatiran mereka terhadap performa Yen yang semakin melemah, terutama sejak jatuh pada 11 April.
Dolar memepertahankan puncak tertinggi dalam dua tahun terakhir terhadap Euro. Maat uang tunggal Eropa ini turun sekitar 0,1 persen pada angka 1,0801 Dolar Amerika Serikat, sedikit naik dari titik terendah minggu lalu pada angka 1,0758 Dolar Amerika Serikat.