Pasangan mata uang GBPJPY bearish menuju ke nilai tukar 137,08 saat sesi awal kawasan Asia di hari Rabu ini (10/6). Beberapa faktor global menyebabkan para investor tampak mengambil langkah yang sangat hati-hati sebelum melakukan transaksi.
Pasar keuangan global tampaknya sedang menunggu acara utama yang akan berlangsung pekan ini yaitu pertemuan bank sentral AS. Sikap hati-hati lebih menguntungkan bagi mata uang Yen Jepang sebagai aset safe haven global. Pergerakan pasangan juga dipengaruhi adanya katalis-katalis ringan di sesi awal Asia yang masih sangat sepi data ekonomi utama global.
Sementara itu dukungan GBPJPY bearish baru-baru ini datang dari pernyataan Menteri Luar Negeri Jepang yang mengatakan tidak membuka perbatasan dengan China. Bersama dengan itu, tolak ukur risiko yaitu imbal hasil obligasi Treasury AS juga mengalami penurunan akibat risk off. Selain itu aset berisik lain seperti Nikkei Jepang juga mencatatkan penurunan sampai 0,30% akibat penghindaran risiko karena kehati-hatian pasar global.
Pada hari Selasa kemarin, pasar sempat optimis setelah Inggris dan Jepang melangsungkan pembicaraan dagang pasca Brexit untuk kali pertama. Sayangnya kedua negara masih belum memberikan pengumuman terkait kemajuan apa saja yang sudah terjadi. Beban bagi Pound juga datang setelah pemerintah kembali menekankan tidak akan ada perpanjangan Brexit. Hal ini memicu GBPJPY bearish lebih mudah lagi.
Tapi ada dukungan bagi mata uang Britania Raya yaitu Sekretaris Bisnis Alok Sharma yang mengatakan semua toko non vital akan di buka Senin pekan depan. Sehingga memicu naiknya harapan pemulihan ekonomi Inggris. Ada juga berita dari BBC yang mengatakan PM Boris akan memperbarui kebijakan lockdown Inggris yang sebelumnya sudah dilonggarkan. Berita itu akan terus diawasi para investor.