Pasangan mata uang GBPJPY hari ini menghapuskan beberapa upaya pemulihan yang dibangun dari 132,80 saat pertengahan sesi Asia hari Kamis (25/6). Dengan beberapa penurunan itu, maka saat ini pasangan mencatatkan kenaikan ringan hanya 0,05%. Sehingga pasangan masih tampak terus berjuang mematahkan kinerja negatif yang terjadi pada hari Rabu kemarin.
Faktor penggerak Poundsterling datang dari kesadaran Uni Eropa bahwa Inggris akan tetap pada pendirian Brexit mereka. Sehingga Komisi melonggarkan hal yang sebelumnya menyebabkan pembicaraan dagang kedua pihak sempat terhenti. Selain masalah Brexit, pergerakan GBPJPY hari ini juga disebabkan oleh optimisme pembukaan ekonomi yang lebih luas lagi. Manfaat stimulus pajak tampaknya juga sudah berhasil dan sempat membantu Poundsterling.
Tapi sentimen risk off bisa kembali lagi karena beberapa masalah masih terus mendukung Yen Jepang safe haven. Pemerintah AS sedang berencana menerapkan tarif baru bagi negara anggota Uni Eropa sampai $3,1 Miliar dalam setahun. Selain itu risk off juga datang dari ketakutan para investor terhadap serangan kedua pandemi yang terus meningkat.
Mengenai tarif AS, pemerintah Inggris belum memberikan tanggapan atas berita tersebut. Sementara itu Uni Eropa memberikan peringatan bahwa langkah itu akan menyebabkan hubungan AS-Uni Eropa semakin memburuk kedepannya. Konflik kedua pihak mendukung GBPJPY hari ini untuk mencatatkan beberapa penurunan.
Apa yang terjadi di pasar saat ini tampaknya juga sudah senada. Karena tolak ukur sentimen risiko yaitu imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun masih dalam bias penurunan. Selain itu saham Asia juga harus rela mencatatkan kinerja yang suram sepanjang sesi Asia hari Kamis ini. Pergerakan pasangan GBPJPY selanjutnya akan mulai fokus ke rilis data ekonomi Jepang dan data ekonomi Inggris.