Pasangan mata uang GBPUSD hari ini mengalami penurunan menuju ke level harga 1.3210 saat mendekati pembukaan sesi kawasan Eropa hari Kamis (2/1). Poundsterling beberapa waktu terakhir mengalami pelemahan permintaan beli dan merosot dari puncak yang tertinggi selama dua pekan terakhir. Penurunan pasangan terjadi ketika volume perdagangan hari ini masih tipis dan juga kekhawatiran pasar akan terjadinya Brexit tanpa kesepakatan dengan UE.
Saat ini para pelaku pasar dan investor di sekitar Pound memang sedang merasa khawatir jika Uni Eropa bersikap keras terhadap Inggris. Langkah itu mungkin akan diambil oleh Komisi Eropa jika PM Boris bersikap keras kepala selama pembicaraan Brexit. Financial Times merilis hasil jajak pendapat ahli ekonomi bahwa jika hal itu terus terjadi maka akan berdampak negatif ke data PDB dari Inggris.
Penurunan yang terjadi pada GBPUSD hari ini kemungkinan juga karena adanya penguatan Dolar AS setelah yield Treasury AS mengalami kenaikan moderat. Perlu diperhatikan juga bahwa saat ini selera risiko pasar sedang menguasai para pedagang setelah harapan tanda tangan kesepakatan dagang meningkat sangat tinggi. Penurunan pasangan bisa jadi disebabkan oleh kekhawatiran hard Brexit yang berbahaya.
Saat ini pasar Jepang juga masih menikmati liburan tahun 2020 yang dialami juga oleh pasar New Zealand. Kondisi ini menyebabkan volume perdagangan sangat tipis sekali. Pergerakan GBPUSD hari ini selanjutnya akan berfokus ke rilis data dari Inggris mengenai IMP sektor manufaktur dan dilanjut data yang sama dari AS.
Selain dari sisi data, Pound juga akan terus memantau perkembangan dinamika Brexit yang akan terus bergulir. Mengenai data IMP manufaktur Inggris, jika data tidak mengalami perubahan yang signifikan, maka diharapkan masih ada penurunan suku bunga oleh bank sentral Inggris.