Mata uang Poundsterling naik menuju ke nilai tukar 1,2723 melawan Dolar AS menjelang pembukaan sesi Eropa hari Kamis ini (23/7). Namun walaupun GBPUSD naik, para investor masih terus mencari alasan perubahan nada risiko yang terlihat di sekitar GBPUSD. Kemungkinan katalis utama datang dari berita mengenai Brexit dan juga mengenai virus Corona di Inggris. Sayangnya masalah dengan China masih akan membatasi upaya kenaikan tersebut.
Konflik antara Inggris dan AS melawan China terus mengalami peningkatan tensi. Untuk AS dan China sendiri memanas setelah ada perintah agar China menutup kantor konsulatnya yang ada di Houston. China tampaknya juga memberikan respon dengan menutup kantor konsulat AS yang berada di Wuhan.
Dilansir dari UK Express pemerintah memberikan peringatan ancaman bagi Inggris kedepannya di musim dingin. Ancaman itu adalah pandemi virus Corona, Brexit tanpa kesepakatan, flu dan juga banjir. Dilansir dari Reuters, Menteri Transportasi yaitu Grant Shapps mengatakan Inggris ingin kesepakatan yang bebas. Tapi Inggris juga siap jika memang tidak bisa mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa.
Kemungkinan dukungan yang membawa Poundsterling naik juga datang dari posisi Dolar AS yang masih melemah. Dinamika Dolar AS akan sangat ditentukan oleh hasil perdebatan Senat AS mengenai stimulus ekonomi lanjutan. Mengingat juga perdebatan itu menimbulkan ketidakpastian bagi para investor global.
Tantangan Poundsterling naik saat ini datang dari pidato para pembuat kebijakan dari BoE. Pidato itu membicarakan masalah peluang suku bunga negatif Inggris di tengah pandemi ini. Kemudian data utama ekonomi AS nanti malam juga akan menjadi perhatian. Data klaim pengangguran AS dalam pekan akan menjadi fokus. Karena data itu akan menggambarkan kondisi ekonomi AS saat ini.