Pergerakan pasangan mata uang GBPUSD naik saat menjelang pembukaan sesi Eropa hari Selasa ini (11/8). Permintaan mata uang Poundsterling mulai meningkat membawa pasangan kembali menuju ke nilai tukar 1,3090 atau naik 0,11%. Sejak Senin kemarin memang mata uang Pound terus mencatatkan kinerja yang sangat memuaskan. Mengabaikan komentar negatif yang disampaikan oleh BoE dan ketidakpastian masalah Brexit.
Salah satu faktor utama yang mendukung GBPUSD naik adalah kondisi Dolar AS yang kembali melemah. Momentum ini berhasil dimanfaatkan oleh para pembeli mata uang Pound. Meskipun sebenarnya mereka sudah sedang berhati-hati menjelang rilis data ketenagakerjaan dari Inggris untuk bulan Juli 2020.
BoE mengatakan akan mengambil kebijakan yang lebih longgar lagi. Program QE akan ditingkatkan jika memang ekonomi terus mendapatkan tekanan lebih keras. Kemudian dari sisi Brexit, dilaporkan dari Daily Express bahwa pemerintah Inggris berkomitmen akan menindak setiap nelayan Perancis yang tertangkap tangan ketika masa transisi sudah habis.
Lalu pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Jepang tampaknya juga harus menemui kebuntuan pada hari Senin kemarin. Dari sisi virus Corona, PM Boris tampaknya bersiap untuk membuka kembali kebijakan lockdown yang sempat diberlakukan lagi. Tentunya langkah itu akan memancing komentar negatif dari para pengamat virus Corona ini.
Bersama dengan GBPUSD naik saat ini, beberapa aset berisiko juga melonjak karena risk on mendominasi. Kontrak berjangka S&P 50 bersama dengan saham Asia mencatatkan kenaikan cukup baik. Sementara itu yield Treasury AS dalam 10 tahun bertambah 1 basis poin menuju ke 0,584%. Para investor di sekitar GBPUSD sepenuhnya akan fokus pada data ekonomi Inggris mengenai ketenagakerjaan bulan Juli. diprediksi akan ada kenaikan pengangguran dari 3,9% menuju ke 4,2%.