Mata uang Poundsterling Inggris melemah berhadapan melawan Dolar AS dan membawa GBPUSD terjun ke 1,3030. Pelemahan ini memaksa Pound untuk menjauh dari puncak paling tinggi selama lima pekan terakhir yang dicetak Jumat pekan lalu. GBPUSD tetap turun meskipun secara luas Dolar AS juga masih dalam tekanan signifikan.
Beban utama yang menyebabkan Poundsterling Inggris melemah adalah kekhawatiran yang memuncak pada masalah Brexit. Lonjakan kasus virus Corona yang naik signifikan di sekitar kawasan Eropa juga menjadi beban tambahan bagi mata uang Inggris. Melihat semua katalis yang membawa ke penurunan, memaksa para pelaku pasar dan investor mengalihkan fokus ke pidato dari Gubernur BoE Bailey dan juga PM Boris dalam waktu dekat.
Brexit kembali terancam tanpa ada kesepakatan ketika Uni Eropa dan Inggris tetap keras pada beberapa poin yang mereka inginkan. Meski tetap keras, keduanya sangat ingin bisa mencapai kesepakatan Brexit. Masalah ini menyebabkan pembicaraan yang terjadi sepekan terakhir berakhir gagal meski sudah sangat dekat dengan batas waktu pembicaraan yaitu pada 15 Oktober mendatang.
Melihat kondisi ini, PM Boris menjalin komunikasi dengan pimpinan kawasan Eropa dan Kanselir Jerman. Dia mengatakan agar ketegangan risiko hard Brexit bisa dikurangi. Pemerintah juga memberikan pengumuman agar bisnis Inggris bersiap menjelang habisnya masa transisi. Pembaruan pembicaraan akan sangat menentukan arah GBPUSD selanjutnya.
Dari lokasi lain, Poundsterling Inggris melemah ketika stimulus AS yang diajukan Presiden Trump sepertinya gagal menarik perhatian Ketua DPR Pelosi. Hal itu memancing aksi penghindaran risiko yang cukup kuat saat sesi Asia berlangsung. Untuk arah selanjutnya mungkin akan kurang jelas mengingat sebagian pasar AS hari ini sedang libur. Pidato dari PM Boris dan BoE Bailey akan menawarkan arah selanjutnya.