Perdagangan di hari Senin kemarin (21/10) pasangan mata uang Euro telah mengalami penurunan terhadap USD sebesar 0,18 persen. Penurunan tersebut otomatis telah menghentikan lonjakan permintaan Euro selama empat hari berurutan. Penutupan hari Senin kemarin, pasangan EURUSD tampak telah membentuk candlestick dengan ekor panjang atau hammer. Hal ini menjadi pertanda bahwa bullish mulai kehabisan tenaga untuk baik lebih tinggi lagi.
Terbentuknya sebuah pola teknikal pada hari Senin kemarin menjadi pertanda arah saat perdagangan hari Selasa ini (22/10). Momentum bearish akan dikonfirmasi jika memang perdagangan hari Selasa pasangan EURUSD berhasil ditutup di bawah level harga 1,1139 sebagai terendah hari Senin. Namun kenaikan mata uang Euro akan terjadi jika pasangan ditutup hari Selasa dengan posisi di atas level 1,1179 sebagai tertinggi hari Senin.
Sampai saat ini mungkin lebih berpeluang ditutup dengan keadaan bullish yang mengkonfirmasi kenaikan EURUSD lanjutan. Pasalnya selama satu bulan terakhir telah terjadi pembalikan risiko yang mendukung pasangan. Selain itu tingkat permintaan penggunaan mata uang Euro terus melonjak mencapai titik paling tinggi sejak 22 Juli kemarin. Kondisi-kondisi ini memberikan proyeksi bahwa bullish mungkin akan lebih besar terjadi pada pasangan.
Saat ini selera risiko pasar juga tampak dalam kondisi yang cukup baik. Terlihat dari kenaikan yang terjadi pada pasar saham beberapa jam terakhir. Lonjakan tersebut mungkin terjadi karena perang dagang antara AS-China terus memberikan kemajuan-kemajuan yang positif. Sehingga memberi dan dampak yang baik untuk Euro.
Pergerakan mata uang Euro selanjutnya mungkin akan lebih fokus ke keputusan pasar selanjutnya pada saat penutupan. Pembahasan kembali kesepakatan Brexit di parlemen Inggris akan menjadi faktor penentu kemana arah penutupan pasangan ini. Jika tolak maka akan ditutup dengan candle bearish dan jika kesepakatan Brexit disetujui maka berpeluang ditutup dengan bullish.