Perdagangan pasangan Dolar AS terhadap Yen Jepang hari ini sedang berada pada momentum penurunan yang cukup kuat. Tekanan bias bearish terus menguat pada pasangan USDJPY saat perdagangan hari Selasa (30/4). Kondisi ini menyeret pasangan menuju ke kawasan paling rendah dalam 2 pekan terakhir di sekitar 111,35.
Semalam, Dolar AS sempat mendapatkan momentum penguatan untuk memulihkan penurunan USDJPY. Tapi usaha untuk mencapai kembali kawasan 112,00 harus gagal, terlebih ada sebuah faktor kombinasi yang negatif pada pasangan sehingga bias penurunan terus berlanjut. Bahkan penurunan terus terjadi di sesi dagang hari Selasa.
Memang saat ini kondisi Dolar AS sedang berada pada posisi yang defensif dan tidak mampu bergerak dengan volume tinggi. Penyebabnya adalah adanya ekspektasi bahwa Fed akan tetap pada sikap yang sangat berhati-hati ketika kondisi inflas Amerika Serikat sedang mengalami pemulihan. Selain itu Dolar AS terus didukung oleh kabar positif seperti laporan dari PCE selama bulan Maret yang dirilis pada sesi dagang sebelumnya. Kondisi USD yang sedang dalam momentum bearish sebenarnya diakibatkan oleh sentimen pasar yang mengalami pelemahan pada pasar ekuitas global. Dengan kondisi ini membuat permintaan safe haven melonjak dan menyeret pasangan USDJPY.
Tadi pagi rilis data mengenai IMP sektor Manufaktur China yang sangat mengecewakan pasar. Laporan tersebut mengalami penurunan menuju ke 50,2 selama bulan April. Hal ini sekaligus menjadi pertanda bahwa negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu sedang mengalami pelemahan.
Sementara itu untuk perdagangan selanjutnya akan lebih foku ke data AS mengenai penjualan rumah, indeks kepercayaan konsumen Conference Board dan juga IMP dari Chicago. Rabu mendatang akan ada pembaruan untuk kebijakan moneter bank sentral dan menyusul di hari Jumat Non-Farm Payrolls yang ditunggu pasar.