Pasca putusan Mahkamah Agung Inggris kemarin terlihat optimisme kenaikan yang terjadi di Poundsterling Inggris mulai runtuh. Kondisi tersebut didukung dengan penguatan greenback yang pada akhirnya membuat pasangan mata uang GBPUSD turun menuju ke level harga 1,2465. Harga masih bertahan ketika telah mendekati pembukaan sesi kawasan Eropa hari Rabu (25/9).
Poundsterling Inggris mengalami kegagalan dalam usaha untuk memperpanjang momentum kenaikannya yang terbangun pada hari Selasa kemarin. Pasalnya saat ini telah meningkat harapan terjadinya pergolakan politik di parlemen Kerajaan Inggris. Namun penurunan pasangan mata uang GBPUSD juga tidak lepas dari penguatan Dolar AS baru-baru ini. Pesimisme perdagangan dan geopolitik global telah menurunkan permintaan aset berisiko seperti Pound.
Kemarin Mahkamah Agung Inggris menyampaikan putusan bahwa menyatakan tindakan penangguhan parlemen PM Boris adalah tindakan melanggar hukum. Atas tindakan penangguhan tersebut, sidang parlemen terancam ditutup sampai dengan 14 Oktober mendatang dan semakin dekat dengan deadline Brexit di 31 Oktober. Atas kabar tersebut Poundsterling Inggris sempat melonjak terhadap USD karena ancaman hard Brexit yang sudah mereda.
Sementara itu setelah penyampaian putusan, Pimpinan Parlemen Inggris yaitu John Bercow mengatakan pertemuan parlemen dimulai lagi pada hari Rabu ini. Sementara PM Boris harus melakukan perjalanan menuju ke Majelis Umum PBB di AS.
Namun walaupun telah ada harapan akan terjadi kesepakatan Brexit, namun masih ada yang mengatakan bahwa ada resiko hard Brexit. Padahal pihak Uni Eropa sendiri telah menunjukkan sikap siap untuk melakukan penawaran mengenai pengganti kesepakatan backstop Irlandia. Hal ini mungkin akan menjadi inti pembicaraan di parlemen nanti dan akan memberikan beban tersendiri bagi PM Boris. Fokus GBPUSD juga akan tertuju ke pidato dari beberapa pejabat Fed.