Mata uang Poundsterling Inggris menguat mengikuti arah aset berisiko global di sesi Eropa hari Selasa (9/3). Penguatan Pound telah membantu pasangan GBPUSD untuk menjauh dari lembah harian dengan mencatatkan kenaikan 0,20% menuju ke 1,3840. Aksi ini juga menjadi yang pertama kalinya setelah Pound dalam nada penurunan dalam lima hari tanpa jeda.
Dolar AS melemah sangat signifikan sejak sesi akhir Asia tadi pagi dan membantu pasar keuangan untuk membalikkan keadaan. Saat ini indeks Dolar AS sedang dalam penurunan 0,05% menuju ke 92,34 dalam arah harian. Aksi penurunan ini dihubungkan dengan lemahnya kurva imbal hasil obligasi Treasury AS dalam 10 tahun yang menjauh dari puncak 1 tahun.
Optimisme bisa menjadi katalis lain yang membantu Poundsterling Inggris menguat terhadap Dolar AS. Ketua DPR AS memberikan sebuah pertanda bahwa stimulus AS bisa lolos dari pemungutan suara di DPR. Meskipun begitu, hasil voting akan tetap sangat dinantikan pasar yang akan dilangsungkan besok Rabu.
Berpindah ke katalis di Inggris, BRC tampak sangat optimis bahwa ekonomi Inggris akan segera bangkit. Karena jumlah kematian akibat pandemi berada di bawah 100 orang dua hari terakhir dan ada banyak langkah pelonggaran kebijakan lockdown. Produsen vaksin Pfizer dan BioNTech juga melaporkan bahwa vaksinnya berhasil mengatasi serangan varian baru asal Brasil. Tentu ini meruntuhkan kekhawatiran yang hadir selama ini.
Dalam pidato kemarin, Gubernur BoE mengatakan meski ekonomi optimis, harus tetap hati-hati dan terus memantau The Fed dan ECB pada obligasi. Tantangan pergerakan Poundsterling Inggris menguat sekarang akan datang dari arah yield Treasury berikutnya. Jika kembali ke puncak tahunan, tentu bisa membawa aset berisiko dalam penjualan skala besar seperti sebelumnya.