Sepanjang sesi Asia hari Senin (3/5), USDJPY naik menjadi lebih tinggi ke atas SMA 21 dalam harian. Dominasi kekuatan Dolar AS telah membantu pasangan untuk memperpanjang momentum bullish tiga hari terakhir. Tapi aksi kenaikan masih dibatasi oleh acara liburan yang berlaku di Jepang dan minimnya katalis penggerak beberapa waktu ini.
Namun signal forex hari ini bisa saja akan mengancam momentum kenaikan yang dibangun USDJPY. Mengingat antara AS dan Iran sepertinya gagal untuk bisa membuat kesepakatan yang bagus. Selain itu AS juga telah menerima peringatan tidak langsung yang berasal dari Korea Utara. Ini bisa saja akan memancing nada ketakutan penghindaran risiko global.
Dari masalah lain, Menlu AS memberikan penjelasan aksi pemerintah AS terhadap China. Dia mengatakan ini semua tidak ada niat untuk menekan, membatasi dan menahan China. Tapi tujuan utamanya adalah menegakkan aturan yang menjadi dasar utama. Berita hubungan dua negara ini juga bisa menghambat aksi USDJPY naik.
Apalagi di Jepang telah terjadi penambahan kasus virus Corona dengan gejala yang parah tertinggi. Belum lagi India juga memperbarui penambahan kasus harian yang paling besar sepanjang sejarah pandemi global.
Pendukung Kenaikan
Tapi ada juga sinyal yang bisa mendukung aksi USDJPY naik saat ini. Berdasarkan analisa hari ini, Fed Dallas tampak jadi pertama yang membicarakan terkait pengurangan. Pada akhirnya ini bisa mendukung kenaikan di sekitar Dolar AS. Namun pasar masih belum begitu memberikan tanggapan yang signifikan.
Risk on juga bisa semakin hidup ketika Menkeu AS yaitu Janet Yellen mendukung rencana dana bantuan dari Presiden Biden. Dia mengatakan dana itu sangat penting agar bisa tetap kompetitif. Berikutnya pasar akan terus menantikan bagaimana dinamika sentimen risiko global karena minimnya katalis hari ini.