Perdagangan komoditas mintah mentah hari ini Senin (4/2) turun setelah pada sesi perdagangan sebelumnya sempat naik sebesar tiga persen. Walaupun pada saat ini harga minyak mentah turun tapi pasar melihat komoditas ini memiliki dukungan dengan adanya pandangan mengenai pengetatan jumlah pasokan. Selain itu kabar dari negosiasi lanjutan AS-China juga membawa dampak sangat baik untuk minyak mentah karena ada kemungkinan konflik mereda.
Pantauan kondisi harga minyak mentah turun terlihat pada WTI AS yang diperdagangkan di level harga $ 55,06 per barel atau turun 0,36 persen sekitar 20 sen. Sementara itu pada grafik harga minyak Brent sebagai tolak ukur minyak global turun sekitar 24 sen dan berada di level harga 62,51 per barel. Brent naik sebesar 3,14 pada sesi perdagangan sebelumnya dan mencapai level paling tinggi sejak tanggal 21 November lalu.
Menurut pernyataan ANZ Bank, lonjakan harga minyak mentah pada sesi sebelumnya terjadi karena adanya rumor baik mengenai pasokan minyak global. Hal tersebut juga membuat kekhawatiran pasar mengenai pelemahan ekonomi global mereda. Minggu lalu beberapa perusahaan energi asal AS memotong jumlah Rig minyak yang disebabkan adanya rencana pengurangan jumlah minyak mentah untuk tahun ini.
Harga minyak mentah turun ini juga diakibatkan adanya tekanan kepada para produsen minyak di Venezuela karena krisis yang semakin buruk akibat sanksi yang diberikan AS. Dengan berlakunya sanki tersebut maka akan membuat perdagangan minyak Venezuela tertahan. Sehingga membuat komoditas minyak turut tertekan.
Menurut laporan, jumlah produksi minyak untuk OPEC sudah mencapai penurunan yang cukup besar dalam dua tahun terakhir. Walaupun Rusia saat ini masih berat untuk membuat produksi minyak turun dan hanya mampu membuat penurunan sebesar 350.00 barel per hari sejak Oktober tahun lalu.