Sterling naik pada hari Jumat (4/1) setelah sempat menderita kerugian besar yang dipicu oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Tetapi ketidakpastian tentang Brexit yang terus menguat turut memberikan dampak.
Pound merosot ke level terendah sejak April 2017 pada hari Kamis (3/1). Setelah kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi global dan khususnya Cina memicu eksodus investor dari mata uang yang dianggap lebih berisiko.
Tetapi mata uang tersebut berhasil melakukan pemulihan secara moderat pada hari Jumat (4/1). Naik 0,3 persen terhadap dolar AS menjadi $ 1,2670 dan tetap dekat dengan bagian bawah di kisaran jangka panjangnya.
Versus euro, naik 0,2 persen menjadi 90 pence. Investor sedang menunggu hasil survei PMI untuk sektor jasa Inggris yang jauh lebih besar akan keluar pada pukul 09:30 GMT.
Indeks Manajer Pembelian Layanan diperkirakan akan berada di 50,7 untuk bulan Desember, sebuah lompatan kecil setelah penurunan tajam pada bulan November.
“Prakiraan konsensus moderat kami di atas untuk Layanan PMI Inggris tidak mungkin banyak membantu GBP hari ini. Sterling saat ini didorong oleh ketidakpastian Brexit, ”kata ahli strategi ING FX, Petr Krpata.
Pengurangan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga Bank Sentral Inggris pada 2019 juga membebani pound. Ketika kekhawatiran mengenai apakah Perdana Menteri Inggris Theresa May dapat meyakinkan anggota parlemen untuk mendukung pengaturan penarikan Brexit sebelum jadwal keberangkatan pada bulan Maret tahun ini.
Debat parlemen tentang kesepakatan Mei dengan Brussels dimulai pada minggu depan, dengan pemungutan suara dijadwalkan pada hari Senintanggal 14 Januari.