Pasangan mata uang USDJPY turun menuju ke nilai tukar 105.70 mencatatkan pelemahan sekitar 0,06% dalam pergerakan harian. Mata uang Yen Jepang mendapatkan dorongan untuk mencetak penguatan saat sesi awal Asia hari Selasa (6/10). Salah satu katalis penggerak pasangan USDJPY mungkin adalah arah berita mengenai kondisi Presiden Trump yang sangat beragam.
Kemudian beban terhadap sentimen risiko global juga datang dari berita mengenai hubungan AS dan China yang terbaru. China mengatakan bahwa keputusan pemerintah AS untuk memberlakukan pelarangan pada beberapa aplikasi merupakan sebuah pelanggaran atas aturan dari WTO. Masalah ini menyebabkan USDJPY turun meski sebenarnya China sedang merayakan Golden Week.
Sementara itu mengenai kondisi Presiden Trump, setelah keluar dari rumah sakit dia merilis sebuah video mengenai kesiapannya menjalani pemilihan Presiden. Namun meski sudah dinyatakan keluar dari rumah sakit, cara berbicara Trump tampak belum bisa normal.
Bersama dengan USDJPY turun saat ini, beberapa aset berisiko global justru mengalami kenaikan. Kontrak berjangka S&P 500 mampu mencetak kenaikan tipis 0,10% saat sesi Asia berlangsung. Sementara itu beberapa aset lain seperti Nikkei 225 mampu mengalami kenaikan yang sangat mengesankan sampai 0,45%.
Beban bagi mata uang Dolar AS mungkin datang dari posisi imbal hasil obligasi Treasury AS dalam 10 tahun. Posisi yield Treasury AS terus tertekan gagal mengambil nada risiko yang terlihat di pasar saham. Saat ini yield Treasury AS masih berada di sekitar 0,77%.
Untuk pergerakan USDJPY selanjutnya akan fokus pada pembaruan kondisi kesehatan Presiden Trump. Kemudian dinamika pembicaraan stimulus ekonomi AS juga akan sangat diperhatikan oleh para pelaku pasar dan investor. Ketua Fed Powell juga diberitakan berencana berpidato dan akan diperhatikan mengenai apa yang dia sampaikan.