Yen mengalami sedikit kelegaan setelah sempat menyentuh titik terendah dalam dua puluh tahun terakhir efek dari komentar pembuat kebijakan Jepang, bahkan ketika Liburan yang membuat Dolar melemah terhadap berbagai mata uang lainnya.
Mata uang Jepang ini sempat menyentuh titik terendah pada angka 126,795 pada pembukaan perdagangan Asia, sebelum Gubernur Bank Jepang Haruhiko Kuroda dan Menteri Keuangan Shunichi Suzuki mengeluarkan pendapat dan menyebabkan Yen memantul sejauh 126,25. Namun keadaan reli yang ada beakhir prematur dan kembali ke angka 126,57.
Dengan libur Paskah di Australia, Hong Kong dan berbagai negara lain di Asia mengurangi perdagangan terhadap mata uang lain, nilai Dolar tetap kuat dan didukung oleh pendekatan hawkish Federal Reserve sementara Euro melemah karena kurangnya kejelasan atas kapan dimulainya kenaikan suku bunga pada area Eropa.
Pada titik terendah di hari Senin, nilai Yen hampir 10 persen lebih rendah dibanding pada awal bulan Maret. Yen jatuh hampir 2 persen terhadap dolar pada pekan lalu, menandai enam minggu kekalahan terhadap Dolar.
Kepala Strategi Mata Uang BBH Global, Win Thin mengatakan bahwa Dolar terlihat tidak memiliki masalah berarti untuk maju mengalahkan Yen hingga menyentuh titik tertinggi sejak 2002 pada angka 135,15.
Pengambil keputusan Jepang khawatir mengenai kekuatan Yen pada Dolar
Pembuat kebijakan Jepang telah bersuara lantang terkait kekhawatiran mereka mengenai jatuhnya nilai Yen, terlebih setelah jatuh ke sisi lemah 125 per Dolar pada 11 April.
Sementara harapan pada Bank Jepang untuk menyadari tekanan inflasi yang menignkat pada pertemuan kebijakan moneter mendatang pada 27-28 April, para analis mengatakan bahwa nilai Yen yang lemah memberi tekanan pada Kuroda untuk mengubah kebijakan suku bunga nol persen yang selama ini dilakukan.
Pada hari Senin Kuroda telah menjelaskan bahwa walaupun nilai Yen yang lemah mempengaruhi keuntungan perusahaan, untuk membicarakan mengubah kebijakan moneter saat ini merupakan hal yang terburu-buru.
Menteri Keuangan Jepang Suzuki telah berpendapat beberapa kali dalam seminggu terakhir, memperingatkan bahwa nilai Yen yang lemah “buruk” untuk perekonomian jepang jika biaya dari bahan mentah yang meningkat tidak bisa melewati harga barang yang dijual.
Nilai Dolar berada dekat dengan nilai tertinggi dalam dua tahun menghadapi Euro, didukung oleh komentar-komentar hawkish dari para pejabat The Fed.