Pada hari ini ini, tanggal 17 Januari 2022, Harga minyak berpeluang naik. Hal ini diyakini oleh para investor bahwa suplai masihi sangat kuat dan ketat di tengah proses produksi yang terbatas. Produsen utama berharap permintaan global tidak akan terganggu oleh spekulasi varian virus omicron yang mulai menyebar di seluruh penjuru dunia. Namun walaupun begitu, investor perlu mewaspadai outlook pelepasan cadangan minyak oleh negara tiongkok yang sedang direncanakan.
Menurut para trader, mereka mengindikasi banyak ritel yang terjaring FOMO untuk membeli minyak. Hal ini dipicu oleh terganggunya pasokan dan spekulaso virus omicron yang kemunugkinan dapat mengganggu permintaan bahan bakar. Hal ini juga telah mendorong beberapa permintaan untuk jenis minyak mentah ke level tertinggi tahunan.
Sentimen yang perlu diwaspadai terhadap harga minyak berpeluang naik
Sentimen yanng menopang kenaikan harga komoditas ini adalah OPEC atau Organization of Petroleum Exporting Countries serta para sekutunya. Mereka melonggarkan untuk pengurangan produksi yang diterapkan saat anjloknya permintaan pada tahun 2020 lalu. Selain OPEC, sentimen lain yang bisa menyebabkan kenaikan harga ini tampaknya pasar mencemaskan adanya ancaman suplai terganggu yang diakibatkan oleh memburuknya adtau parahnya ketegangan geopolitk.
Harga Minyak mentah berjangka
Pagi ini, minyak mentah berjangka dengan jenis Brent pada kontrak pengiriman Maret 2022 naik skeitar 42 sen, atau 0,5 persen. Pada kontrak itu, harga menyentuh level tertinggi sejak bulan oktober 2018 yang lalu, disaat menyentuh US$ 86,71 per barel saat awal sesi pembukaan pasar.
Di sisi yang lain, Minyak mentah jenis WTI dengan kontrak pengiriman Februari 2022 telah mengalami peningkatan sebesar 62 sen atau 0,7 persen. Memecahkan rekor posisi tertinggi sejak 10 November 2021, WTI mencapai US$ 84,78 per barel.
Demand lebih tinggi daripada supply
Sentimen bullish ini diperkirakan akan terus berlanjut, apalagi karena pembelian minyak yang panik disebabkan oleh spekulasi kasus omicron yang sudah kita bahas tadi. Sentimen bullish juga diakibatkan karena demand atau permintaan lebih tinggi daripada pasokan atau supply. OPEC dinyatakan tidak menyediakan cukup pasokan yang bisa memnuhi permintaan global yang sangat tinggi.
Amerika Serikat telah melakukan pembicaraan dengan beberapa perusahaan di bidang energi internasional tentang rencana darurat memasok gas alam ke eropa jika terlalu banyak konflik geopoliitik berlanjut. Konflik ini bisa memengaruhi harga minyak berpeluang naik bahkan turun karena sentimen yang ada masih dianggap spekulasi.