Indeks US Dollar kembali menunjukan tanda – tanda kejatuhannya (sentimen negatif) yang mayoritas ditekan oleh meningkatnya minat para investor terhadap komoditas emas dan perak serta menguatnya sentimen positif dari mata uang Yen Jepang. Hal ini pun tak lepas dari adanya kekhawatiran tentang meluasnya sentimen Negatif di bursa saham global yang dapat mendorong para investor untuk lebih menguatkan pandangannya terhadap emas sebagai aset safe havens.
Indeks US Dollar kembali ditutup dengan lebih rendah terhadap mata uang Yen (lihat pada chart USDJPY) sehingga Yen cenderung diuntungkan karena fundamental yang tengah memburuk di Amerika Serikat di sektor perekonomian dan politik.
Baca Juga:
- DMM Dan GMO Menghentikan Penjualan Hardware Untuk Kripto Mining
- Animo Para Investor Terus Mendongkrak Harga Emas
- Bank Sentral Rusia Mencabut Lisensi 5 Broker Forex
- Cina Akan Menghapus Segala Tarif Produk Exim Tahun 2019
Trader valas senior di Silicon Valley Bank di Santa Clara, California, Minh Trang, menjelaskan bahwa penurunan selera risiko mendorong para investor untuk menumpukan dana mereka ke mata uang dengan imbal hasil rendah.
Minh Trang pun menjelaskan bahwa Indeks US Dollar sebelumnya telah melakukan rally panjang tetapi tidak memiliki lebih banyak tenaga lagi untuk melangkah lebih jauh, terutama karena the Fed yang memilih untuk memperlambat peningkatan suku bunga acuan.
Sebelumnya, the Fed menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya di tahun 2018 tetapi dari suku bunga berjangka terefleksi para trader masih memiliki pandangan negatif terhadap terhadap langkah the Fed di tahun 2019 ini meskipun masih akan menunggu kembali hasil dari laporan NFP bulan Desember 2018 di minggu ini.